Langkat | jurnalpost.Net
Kepala MAN 2 Langkat, Lenna R.Pohan, memberikan izin penggunaan Gedung Belajar MAN 2 Langkat sebagai tempat penampungan sementara bagi warga terdampak banjir yang melanda Kawasan Tanjung Pura dan sekitarnya. Dalam keterangannya kepada humas pada Rabu (3/12), beliau menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil sebagai bentuk simpati serta tanggung jawab kemanusian bagi korban bencana banjir.
Menurut Lenna, penggunaan gedung sebagai penampungan telah dimulai sejak Kamis (27 November 2025). Hujan deras yang mengguyur Sumatera dan Aceh menyebabkan debit air terus naik, sehingga Kawasan Tanjung Pura termasuk MAN 2 Langkat terendam banjir besar. Sebagian besar ruang kelas dan kantor madrasah tergenang air, dan kondisi cuaca yang terus memburuk serta banjir yang makin tinggi memaksa peniadaan proses pembelajaran. "Syukurnya kita masih memiliki Gedung bertingkat SBSN yang cukup tinggi dan tidak tergenang air. Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab, gedung ini kita buka untuk keluarga MAN 2 Langkat maupun masyarakat sekitar," ungkapnya.
Pada hari pertama banjir, sekitar 700 orang berdiam di gedung tersebut. Pada hari kedua (Jum'at, 28 November), sejumlah warga meninggalkan tempat penampungan setelah dijemput keluarga, sehingga jumlah pengungsi berkurang menjadi 500 orang pada Sabtu (29 November). Pada Ahad (31 November), sebagian pengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing atau pindah ke keluarga yang tidak terdampak, sehingga hanya tersisa 150 orang hingga Selasa (2 Desember).
Lenna menjelaskan bahwa MAN 2 Langkat hanya mampu memberikan bantuan tempat penampungan, karena hampir sebagian besar guru dan staf TU juga berada di Kawasan Tanjung Pura dan terkena dampak banjir. Namun, syukurnya lokasi madrasah yang berada di lintasan jalan umum memudahkan penyaluran bantuan logistik dari BPBD dan relawan, meskipun area sekitarnya terendam air yang cukup tinggi.
Wakil kepala bidang humas MAN 2 Langkat, Maddian, menyatakan sangat mengapresiasi dan mendukung inisiatif yang dilakukan kepala madrasah. "Kami mendukung langkah tersebut. Beliau telah membentuk Tim penanggulangan bencana dan menginstruksikan kita untuk melakukan pendataan guru dan siswa yang terdampak," jelasnya. Maddian juga menambahkan bahwa akan ada penggalangan dana dan langkah lain untuk membantu mengurangi kerugian moril dan materil akibat banjir. Meskipun madrasah masih terendam air dan tidak dapat beroperasi secara normal, para guru dan staf terus berkomunikasi untuk berbagi informasi.
(Red)
