Yosafat menegaskan dalam Gereja Katolik, para klerus (pastor) tidak boleh atau bahkan dilarang terlibat politik praktis seperti menjadi tim sukses atau terlibat langsung dalam partai politik dan menyampaikan dukungan ke publik terhadap figur tertentu. Hal itu, menurut dia, tercantumm dalam Kitab Hukum Kanonik 287 paragraf kedua.
Gereja Katolik, kata dia, selalu menjaga dan memelihara persatuan multi etnik, suku dan agama. Oleh karena itulah Gereja Katolik tidak pernah berpijak pada salah satu poros, entah itu partai atau tokoh tertentu.
"Tegasnya Gereja Katolik tetap menjaga netralitas. Untuk mewujudkan netralitas itulah
para pastor tetap menjaga dan memelihara persatuan dengan tidak jatuh dalam poros tertentu," kata dia.
Maka, Yosafat menghimbau semua pihak untuk menjalankan politik yang elegan dan
etika politik yang benar. Ia juga mengimbau semua pihak tidak menghalalkan segala cara demi nafsu politik.
"Politik itu sejatinya mempersatukan dan bukan memecah belah. Politik itu hendaknya dijalankan demi kepentingan dan kesejahteraan bersama," kata dia.
Di sisi lain, Yosafat menyerukan semua pihak untuk tetap bersikap kritis terhadap pemberitaan di media sosial yang mungkin tidak menyampaikan berita yang benar. Ia meminta masyarakat tidak terlalu cepat percaya apalagi menyebarkan berita yang belum tahu kebenarannya.
"Kita juga jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu yang memecah belah persaudaraan di antara kita," kata dia.
Video tersebut muncul menjelang kunjungan Anies Baswedan ke Medan pada Jumat besok, 4 November 2022. Anies akan menemui 50 ribu relawan yang mendukungnya untuk maju pada Pilpres 2024 di ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut.